Secara bahasa, toxic parents terdiri dari “toxic” dan “parents”. Di mana toxic berarti racun, sementara parents adalah orang tua.
Daftar Isi
Toxic Parents adalah
Toxic parents diartikan sebagai orangtua yang “beracun”. Tidak sedikit anak-anak memiliki orang tua yang cenderung destruktif, dan yang berdampak negatif adalah “meracuni” pemikiran anak.
Contoh Perilaku Toxic Parents
Perilaku toxic parents bisa berupa pelecehan baik secara verbal maupun fisik, pengabaian emosional, manipulasi, serta tidak adanya dukungan serta cinta yang seharusnya diberikan kepada Si Buah Hati.
Dampak dari Toxic Parents
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa toxic parenting dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental pada anak dan mempengaruhi proses tumbuh kembangnya. Anak dengan toxic parenting akan memiliki citra diri yang rendah, sering merasa stres, cemas, dihantui rasa bersalah, tidak percaya diri dan depresi.
Strict Parents Bisa Berubah Menjadi Toxic Parents
Stricts parents adalah pola asuh otoriter dari orang tua ke anak yang serba melakukan pembatasan dan pengekangan.
Strict parents bisa juga dikatakan sebagai orang tua toxic atau toxic parents. Jika tidak disadari dan dibiarkan saja, dikhawatirkan akan mempengaruhi perkembangan mental anak atau psikologis anak.
Cara Menghadapi Toxic Parents
Sayangnya, anak membutuhkan kedewasaan tertentu untuk menghadapi toxic parents. Tidak semua anak usia dini memiliki kemampuan untuk menghadapi toxic parents. Berikut ini cara-cara menghadapi toxic parents:
- Menetapkan Batasan Antara Diri Sendiri dan Orang Tua.
- Berhenti Mencoba Mengubah Sikapnya.
- Alihkan Pembicaraan ke Arah Positif.
- Berhenti untuk Berusaha Selalu Menyenangkan Orang Tua.
- Cari Kesibukan di Luar Rumah.
- Bijak dalam Membagikan Sesuatu pada Orang Tua.
- Berikan Me Time untuk diri sendiri agar tidak terpengaruh ‘racun’ tersebut.
Demikian ulasan dari tim Awal Cemerlang mengenai toxic parents.
Referensi: https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/751