gambar anak sukses

Faktor penentu kesuksesan seorang anak di masa depan tidak selalu karena sekolah yang mahal. Memang ada banyak faktornya, tetapi salah satu yang dominan adalah bagaimana orangtua dan keluarganya di rumah memperlakukan dia.

Psikolog anak dan ahli parenting Michele Borba mengatakan bahwa ketekunan adalah kemampuan utama yang bisa mendukung keberhasilan anak di masa depan.

“Saya menemukan bahwa ketekunan adalah soft skill nomor satu yang membedakan anak-anak yang memiliki motivasi tinggi dengan mereka yang mudah menyerah,” kata Borba.

Bagaimana agar anak-anak mau dan bisa tekun? Berikut ini adalah hal-hal yang bisa dilakukan oleh ayah-bunda di rumah:

1 Latih Anak untuk Mandiri

Ajarkan anak untuk mandiri sejak dini. Penulis buku “Thrivers: The Surprising Reasons Why Some Kids Struggle and Others Shine” ini menyebutkan, setiap kali orang tua melakukan sesuatu untuk anak, mereka akan semakin bergantung pada orang tua dan tidak terbiasa untuk mandiri.

2 Latih Anak agar Tak Mudah Menyerah

Langkah kedua yang harus dilakukan orang tua untuk mengembangkan sifat tekun anak adalah menjauhkan mereka dari faktor yang bisa membuat mereka mudah putus asa dan ogah untuk tekun.

Misalnya tidak memberikan tekanan kepada anak untuk selalu berhasil dan selalu mengapresiasi usaha atau proses yang dilakukan anak (bukan hasil), beri anak pemahaman bahwa kesuksesan hanya bersifat sementara.

Pahami tingkat kemampuan anak supaya ayah-bunda bisa memvalidasi perasaan di kecil.

3 Validasi Perasaan Si Kecil

Ketika anak mulai terlihat menyerah, itu mungkin karena mereka tidak dapat menemukan jalan keluar dari sebuah masalah.

BACA JUGA  Khawatir Si Kecil Kecanduan Gadget? Lakukan Pencegahan Berikut Ini

Bila itu terjadi, usahakan untuk validasi perasaan anak dengan mengatakan bahwa itu adalah perasaan yang normal. Ajaklah mereka untuk istirahat agar perasaannya dapat lebih tenang.

Setelah itu, bantu mereka mengetahui kesalahan yang menghalangi mereka ketika melakukan sesuatu. Bila masalahnya telah ditemukan, bantulah anak untuk fokus mengatasinya.

4 Jangan cepat memuji anak

Salah satu Psikolog dari Stanford, Carol Dweck (penulis buku Mindset: The New Psychology of Success) menemukan bahwa kecerdasan anak cenderung tidak bertahan ketika kepintaran mereka dipuji sebab anak akan merasa cepat puas.

Namun, anak akan merasa lebih termotivasi dan terus berusaha keras ketika dipuji atas usaha dan kerja kerasnya, bukan hasilnya.

Menurut Carol, memuji usaha anak, bukan hasil yang diperoleh mampu mengembangkan ketekunan mereka. Selain itu, bila usahanya dipuji, anak akan terdorong untuk sukses tanpa mengharapkan imbalan instant, seperti hadiah.

5 Bantu anak mengatur waktu dan fokus

Bila terlihat ingin menyerah dan lelah ketika sedang mengerjakan sesuatu, mintalah anak untuk membagi waktu antara istirahat dan melakukan aktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah meletakkan timer untuk mengatur berapa lama mereka dapat beraktivitas.

Cara ini dilakukan agar anak bisa memahami bahwa mengerjakan sesuatu hingga kelelahan (overworked atau burnt out) adalah hal yang tidak baik. Jelaskan pada anak bahwa mereka hanya perlu melakukan aktivitas sampai waktu telah habis.

Setelah itu, mintalah mereka untuk beristirahat sebelum mengatur kembali timer untuk beraktivitas. Dengan demikian, anak bisa kembali fokus pada pekerjaannya.

Kesimpulan

Jadi, ketekunan adalah keterampilan yang perlu diperkenalkan dan dibangun sejak dini di dalam keluarga oleh ayah-bunda. Karena membutuhkan waktu yang panjang untuk menanamkan keterampilan ini menjadi sebuah karakter dalam diri si kecil.

BACA JUGA  Memperkuat Hubungan Ayah dan Anak Perempuan Melalui Aktivitas Bareng-Bareng

Referensi: https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20230907083722-33-470214/rahasia-anak-sukses-bukan-sekolah-mahal-tapi-skill-ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.