anak perempuan sedang memegang tablet atau laptop

Dunia digital selalu berkembang seiring perjalanan waktu. Mau tak mau, para ayah-bunda harus mengikuti perkembangan dunia digital.

Berikut rekomendasi Meta – perusahaan teknologi pengembang platform media sosial seperti: Facebook, Instagram, Threads dan WhatsApp – untuk para ayah-bunda agar kehidupan digital anak tetap sehat.

1.     Bicarakan Secara Rutin dengan Anak soal Pengalaman Online

Tujuannya adalah ayah-bunda bisa menilai apakah ada perkembangan baik atau pemburukan — sehingga durasi dan frekuensi berinteraksi dengan dunia digital wajib dikurangi.

Lakukan percakapan rutin dengan anak soal bagaimana mereka menggunakan teknologi online, tanpa menceramahi apalagi mencurigai.

Usahakan percakapan tersebut berlangsung singkat, santai, dan memenuhi aspek komunikasi.

Lakukan percakapan tersebut secara teratur sebagai cara ayah-bunda mengobservasi dampak online terhadap anak. Perundingan digital (online bullying) bisa dideteksi dengan observasi rutin seperti ini.

Berikut beberapa hal yang bisa Anda tanyakan pada anak soal kehidupan digitalnya, 

  • Minat, aktivitas, serta aplikasi yang sedang mereka sukai.
  • Bagaimana komunikasi anak dengan teman-teman dan warga digital lainnya.
  • Apa yang dibutuhkan dan bagaimana orang tua dapat mendukung minat mereka di dunia digital.

2.   Bicarakan Soal Fitur Pengawasan dan Kontrol Orangtua

Jelaskan secara transparan kepada anak mengenai pentingnya mengatur alat pengawasan pada gawai orangtua yang digunakan atau dimainkan oleh anak.

BACA JUGA  Ciri-Ciri, Penyebab, dan Penanganan Dermatitis Atopik pada Bayi-Anak

Jelaskan secara transparan, khususnya mengenai konsekuensi apabila gagal memenuhi kesepakatan bersama.

Ajarkan juga anak berpikir kritis terhadap konten yang mereka konsumsi maupun game yang mereka mainkan. Sehingga tidak mentah-mentah mengikuti apa yang tersedia di jagat online sebagai kebenaran mutlak.

Apa-apa yang viral, tidak melulu benar ya ‘kan, ayah-bunda?

3.  Bicarakan Keamanan Online dan Kapan Harus Meminta Bantuan Orang Dewasa 

Bekali anak dengan cara-cara melindungi privasi dan keamanan diri. Termasuk soal apa saja langkah-langkah yang dapat dilakukan agar tetap aman saat beraktivitas di media sosial.

Sesekali Anda perlu berdiskusi soal:

  • Kapan dan bagaimana menggunakan fitur pemblokiran dan pelaporan.
  • Cara melindungi informasi online dengan kata sandi yang kuat.
  • Bagaimana membuat dan menggunakan nama maupun foto yang tidak asli.
  • Menyembunyikan alamat email dan nomor telepon agar tidak dihubungi oleh sembarang orang yang tidak berkepentingan.

4. Ajari Anak Menyeimbangkan Kehidupan Online dan Offline 

Hindari hanya memberitahu anak-anak untuk menyimpan gawainya selama makan malam, namun tunjukkan juga melalui contoh perilaku orang tua.

Selain itu, mulailah percakapan hingga menemukan kesepakatan tentang waktu penggunaan gawai baik sehari-hari, saat hari sekolah, akhir pekan dan waktu luang.

Pelajari lebih lanjut soal:

  • Pengaturan batasan waktu kumulatif per harinya pada aplikasi                     
  • Pengaturan batasan waktu atau jam istirahat berkala pada akun lnstagram anak via Family Center.
  • Mengaktifkan mode diam di lnstagram untuk membantu mengatur waktu dan fokus.

5. Dorong Komunikasi Online yang Positif dengan Teman dan Keluarga Lebih Dulu, Sebelum dengan Orang Asing

Bicarakan dengan anak soal jejak digital agar ia selalu berpikir untuk memelihara sikap positif dan sadar akan apa yang dibagikan.

BACA JUGA  Kenali Gejala Parental Burnout dan Cegah Sebelum Terlambat

Di antaranya adalah tidak sembarang berkomentar, dan tidak sembarang merekam lalu mengunggah ke platform media sosial.

Ajak anak tetap berkomunikasi dengan keluarga di platform media sosial seperti lnstagram dan WhatsApp. Orang tua bisa memulai
percakapan di grup keluarga sebagai panduan dalam berbicara dan berinteraksi online sehat sebagai dasar mengelola hubungan online.

6. Ajak Anak Mewaspadai Perundungan Online

Anak-anak memulai perundungan online ketika mereka mengetahui akun media sosial dari temannya. Perundungan online dimulai dari berkomentar di media sosial untuk membully si teman.

Tetap mendengarkan, namun hindari reaksi berlebihan ketika anak menghadapi masalah di dunia maya, termasuk cyberbullying, ujaran kebencian, maupun konten mengkhawatirkan lainnya.

Terpenting, buat anak merasa nyaman untuk meminta bantuan atau nasihat orang tua ketika mereka mendapat masalah di dunia digital.

Ajak anak berdiskusi tentang alat-alat dan tindakan yang dapat digunakan untuk melindungi keselamatan mereka secara online. Ajarkan juga cara menghadapi perilaku, konten, atau interaksi negatif di dunia digital.

Orang tua juga perlu mempelajari fitur untuk mengatasi perundungan online, seperti : Blokir akun lain, Sembunyikan konten, Sembunyikan Komentar, Lapor akun, dll.

7. Dukung Anak Mengeksplor Minat dan Mengekspresikan Diri di Dunia Digital Secara Positif 

Daripada teralihkan dengan aktivitas dan dampak buruk di dunia digital, lebih baik mengajak anak mengeksplorasi minat sehingga dapat bersenang-senang bersama dalam membuat sesuatu di dunia digital.

SeenMisalnya, mengambil gambar maupun video memasak, menari, atau melakukan kegiatan menyenangkan lainnya.

Baca juga: /konten-edukasi/inspirasi-konten-youtube-untuk-ngonten-bareng-si-kecil/

Ayah-Bunda juga perlu mendukung anak, dengan mempelajari aplikasi maupun cara pengeditan juga pengambilan gambar yang bisa diajarkan maupun didiskusikan ke anak untuk mendukung cara anak bereksplorasi dan mengekspresikan diri secara online.

Seperti: CapCut, Reels Instagram, tip-tip dari techno influencer, dan masih banyak lagi.

BACA JUGA  Tentang Vitamin D dan Kalsium untuk Meninggikan Badan Si Kecil

Referensi: https://www.ayahbunda.co.id/keluarga-tips/7-tip-sehat-dunia-digital-anak

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.