Edukasi Gender pada Anak.

Anak laki-laki tentu saja tidak berbeda banyak dengan anak perempuan. Sama-sama anak manusia, ‘kan? Yang kalau di Indonesia, kebanyakan juga masih makan nasi ‘kan ya.

Namun demikian, ada fitrah-fitrah yang harus tetap dijaga dari masing-masing gender tersebut. Gender lho ya, bukan kelamin (sex in english). Apalagi saat ini sedang rutin-rutinnya kampanye transgender yang mengekspos putra-putri kita. Tidak ada salahnya kita mulai melakukan proteksi dari kampanye tersebut.

Mempertahankan gender, salah satunya lewat pembiasaan, yaitu penyediaan mainan maupun dukungan atas biaya rutin masing-masing anak laki-laki maupun anak perempuan tersebut.

Nah, berikut ini kami rangkumkan dalam bentuk tabel supaya mudah untuk dicerna.

Laki-LakiPerempuan
Mainanmobil-mobilan
karakter serial anak
bola sepak
rumah-rumahan
boneka
masak-masakan
Biaya Rutincukur rambut
ganti sepatu (karena anak laki cepat banget besarnya, euy!)
stok makanan/cemilan ketika nafsu makan sedang tinggi
beli fesyen (dress, gaun, blous, dll) yang “lucu”
pernak-pernik kecil, aksesoris rambut, dll)
aktivitas ini-itu
tindik telinga & perhiasan lainnya
Beda anak laki-laki dengan anak perempuan, dari perspektif mainan dan biaya rutinnya.

Demikian tabel sederhana ini sebagai panduan untuk ayah dan bunda dalam edukasi gender pada anak-anak di rumah.

Pengenalan Gender pada Anak Usia Dini

1 Memberikan Contoh Positif.

Guru, orang tua, dan pengasuh harus memberikan contoh positif tentang bagaimana laki-laki dan perempuan bisa bekerja sama dan bertukar ide dalam kehidupan sehari-hari meskipun berbeda gender.

2 Mengajak Anak Berkomunikasi dengan Kata-kata yang Tepat.

Biasakan anak untuk mengucapkan kata-kata yang tepat dan sederhana untuk menggambarkan perbedaan gender seperti “laki-laki” dan “perempuan”. Guru, orang tua, dan pengasuh bisa memanfaatkan buku cerita atau media lainnya untuk membantu anak memahami konsep gender.

BACA JUGA  Anak Sulit Mentaati Aturan, Ketika Orang Tua Bersikap Emosional

3 Menghormati Perbedaan Gender

Biasakan anak untuk menghormati perbedaan gender dengan menjelaskan bahwa setiap orang dapat memiliki minat dan bakat yang berbeda, tanpa terkait dengan jenis kelamin mereka. Anak laki-laki di rumah perlu dikenalkan bahwa membersihkan rumah, mencucui piring dan pakaian, dan pekerjaan rumah lainnya bukan domain perempuan semata.

4 Membawa Anak ke Tempat Kerja

Ajak anak untuk mengunjungi tempat kerja dan bertemu dengan rekan-rekan kerja atau orang-orang yang bekerja pada suatu tempat, sehingga mereka dapat melihat bahwa pekerjaan tidak memiliki gender tertentu. Dan menambahkan bahwa perempuan boleh bekerja, namun tetap kewajiban suami untuk memberi nafkah kepada istri dan anak yang menjadi tanggung jawabnya.

5 Membahas Topik tentang Kesetaraan Gender

Mengenalkan tentang pentingnya kesetaraan gender kepada anak, bahwa laki-laki dan perempuan harus memiliki hak yang sama dan dihargai dengan cara yang sama. Namun demikian, suami menjadi penanggung jawab bagi istri dan anaknya, dan tugas istri adalah mentaati suaminya.

Baca Juga: Parenting Usia Dini versi Awal Cemerlang.

Referensi: Pengenalan Gender pada Anak Usia Dini.

Awal Cemerlang adalah platform yang berfokus pada topik parenting & pengasuhan anak usia 2-7 tahun. Kami berharap bisa membantu para ayah-bunda dalam pengasuhan agar si kecil bisa merasakan masa-masa “awal” yang benar-benar “cemerlang”. Lewat website awalcemerlang.com dan social media, kami berbagi tips, cerita, dan info seru lainnya. Follow social media kami di IG @awalcemerlang dan Tiktok @awalcemerlang 😊 Gabung juga di WAG Komunitas Awal Cemerlang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.