Tunjangan Hari Raya, yang biasa disingkat THR, adalah tunjangan yang diberikan kepada karyawan oleh pemberi kerja agar dapat melaksanakan Hari Raya secara cukup. Baik cukup jumlahnya, maupun cukup suasananya.

THR dapat dimanfaatkan untuk membayar zakat fitrah, bersedekah, atau membayar THR pegawai, dll.

Menurut seorang financial planner ternama Pritta Ghozie, THR juga dapat digunakan untuk biaya mudik bagi mereka yang merayakan Lebaran dengan keluarga di kampung halaman.

Berikut ini adalah saran-saran dari Pritta Ghozie mengenai bagaimana mengalokasikan penggunaan THR secara tepat:

1. Prioritaskan Pengeluaran Wajib

Berdasar pos-pos pengeluaran, jika dibagi menjadi yang mendesak maupun penting, mana saja nih yang menjadi prioritas. Misal, pos untuk mudik+balik, pos zakat fitrah, bayar utang, THR pegawai, dll.

Hindari pembelian yang bersifat impulsif, dengan mengelompokkan pengeluaran menjadi wajib, butuh, dan ingin.

Di masa libur lebaran, tentu boleh berlibur ke pantai, theme park, atau tujuan wisata lainnya. Namun, perlu diingat bahwa liburan bukan termasuk pengeluaran WAJIB ya.

Melainkan pengeluaran BUTUH (untuk mengakrabkan diri dengan keluarga), atau pengeluaran INGIN (mencoba destinasi baru yang sedang viral, misalnya). Jadi, dalam berlibur pun kita harus bijak dalam menggunakan uang.

Pritta menyarankan alokasi untuk zakat fitrah + zakat mal (zakat atas harta yang dimiliki) bisa hingga maksimal 20%. Sementara, untuk pengeluaran lebaran, boleh maksimal 20%.

Apakah THR boleh untuk pengeluaran di sisa hari Ramadhan? Sebenarnya tidak. Pritta menyatakan, pengeluaran makanan dan minuman selama Ramadhan seharusnya diambil dari gaji bulanan.

2. Dana Darurat

Dana darurat, atau uang jaga-jaga, adalah uang yang kita simpan untuk masa-masa yang tidak terduga. Maka, ketika mendapat THR, simpan sebagian di antaranya untuk kejadian tidak terduga di waktu-waktu yang juga di luar perkiraan kita.

BACA JUGA  Tradisi-Tradisi Menyambut Ramadhan di Indonesia

Pritta menyarankan alokasi dana darurat, minimal 10% dari THR.

3. Bayar Pinjaman

Gunakan untuk melunasi utang atau cicilan konsumtif, misal kartu kedit, pinjaman online. Pritta menyarankan alokasi untuk melunasi pinjaman, sekitar 10% dari THR. Jika masih ada sisa, manfaatkan untuk mengurangi pokok hutang dari pinjaman rumah atau kendaraan.

4. Aset Investasi

Alokasikan sebagian lagi dari THR untuk masa depan, yaitu aset investasi. Misalnya pendidikan anak, DP rumah, dll. Dari beberapa usulan oleh Pritta di atas, berarti masih ada 20% dari THR yang bisa digunakan untuk berinvestasi.

5. Komunikasikan dengan Keluarga

THR bukanlah uang kaget, yaitu uang yang datang tiba-tiba tanpa diduga. Hari Raya pun tidak datang dengan tiba-tiba, bukan? Sehingga, THR tidak boleh dibelanjakan secara impulsif. Ayah-Bunda sekalian perlu menjelaskan dengan baik kepada pasangan maupun anak-anak mengenai alokasi keuangan yang sudah direncanakan dalam 4 tahap tersebut di atas.

Baca juga tulisan-tulisan LITERASI KEUANGAN lainnya ya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.