jamaah perempuan shalat ied

Tradisi lebaran di Indonesia memang sangat meriah dan penuh dengan kehangatan bersama keluarga serta kegembiraan mengisi hari-hari liburan.

Mudik

Mudik atau pulang kampung adalah tradisi lebaran pertama yang harus dilakukan guna bertemu dan berkumpul kembali dengan keluarga besar. Untuk diketahui, mudik bukanlah kebiasaan orang Indonesia semata. Di Negara Cina, warganya biasanya mudik untuk merayakan hari Raya Imlek bersama keluarga di kampung. Di Amerika Serikat, warganya pulang untuk merayakan hari Thanksgiving.

Membawa anak-anak saat mudik cukup menantang karena ayah-bunda dan anak-anak berada dalam situasi sedang berpuasa.

Baca juga: Tips Membawa Anak Saat Mudik.

Bersih-Bersih Rumah

Sebelum Lebaran tiba, banyak orang melakukan tradisi bersih-bersih rumah atau yang disebut “bersih rumah”. Hal ini dilakukan untuk menyambut datangnya tamu dan sebagai simbol membersihkan diri dari dosa-dosa.

Shalat Ied di Lapangan

Shalat Id: Shalat Idul Fitri merupakan bagian penting dari perayaan Lebaran. Umumnya, shalat ini dilakukan di lapangan terbuka atau masjid-masjid besar dengan jumlah jamaah yang sangat banyak. Setelah shalat, seringkali dilakukan saling memaafkan dan bermaaf-maafan sebagai bagian dari tradisi yang memperkuat tali persaudaraan.

Kuliner khas Lebaran

Makanan khas Lebaran seperti ketupat, buras (burasa’ khas bugis), lontong cap gomeh, opor ayam, rendang, ayam lengkuas, ketoprak, lemper, dan kue-kue basah khas lebaran menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini. Makanan-makanan tersebut sering disajikan dalam jumlah yang melimpah, dan kadang-kadang menjadi ajang berbagi dengan tetangga dan yang membutuhkan.

BACA JUGA  Cara Menjawab Pertanyaan Sensitif dari Keluarga Besar Saat Lebaran

Silaturahmi ke Keluarga Besar

Lebaran adalah waktu di mana orang-orang berkumpul bersama keluarga dan kerabat, baik yang tinggal di kota maupun di desa. Tradisi silaturahmi ini sangat dijunjung tinggi, sehingga banyak yang memanfaatkan momen ini untuk bertemu dengan orang-orang tercinta yang mungkin tidak sering mereka temui sepanjang tahun.

Yang tidak kalah penting adalah turut menjaga perasaan anggota keluarga besar ya. Karena tidak sering bertemu, jangan memulai topik-topik yang sensitif ya. Atau, tanggapilah pertanyaan sensitif seramah dan sehalus mungkin.

Baca juga: Cara Menjawab Pertanyaan Sensitif dari Keluarga Besar saat Lebaran.

Uang Lebaran

Kalau dari perusahaan kepada para pekerjanya, uang lebarannya disebut THR (Tunjangan Hari Raya). Nah, ada tradisi pula untuk berbagi dari para orang dewasa (ayah-bunda, paman-tante, kakek-nenek) kepada mereka yang lebih muda (keponakan, cucu, dll).

Begitu banyak pengeluaran yang membahagiakan di kala lebaran, seperti untuk kuliner khas lebaran, mudik, pakaian baru, dll namun ayah-bunda jangan sampai keliru dalam mengelola uang THR dari kantor ya.

Baca juga: Tips Mengelola Uang THR.

Pesta Kembang Api

Di beberapa daerah, terutama di perkotaan, pesta kembang api juga menjadi bagian dari perayaan Lebaran. Kembang api ini menambah kesan meriah dan kegembiraan dalam menyambut hari kemenangan.

Halal Bihalal

Jika secara informal atau nonformal kita bersilaturahmi dengan keluarga besar, maka secara formal biasanya ada Halal Bihalal. Di kota maupun kabupaten, para pejabat gubernur maupun walikota mengadakan Open House yang sebenarnya identik dengan Halal Bihalal.

Pasca libur lebaran, setelah resmi masuk di institusi kerja, institusi pendidikan, perkantoran, dan lain sebagainya juga biasa diadakan halal bihalal. Di mana kita semua saling bersalam-salaman, bermaaf-maafan, serta menikmati kuliner yang dihidangkan.

BACA JUGA  Tips Persiapan Arus Balik Lebaran

Baca juga: Sejarah serta Do’s and Don’ts Halal Bihalal.

Grebeg Syawal di Yogyakarta

Tradisi yang berasal dari Keraton Yogyakarta ini dilakukan setiap 1 Syawal, atau tepat pada Hari Raya Idulfitri. Grebeg Syawal merupakan wujud syukur setelah melewati bulan Ramadan yang sudah dilaksanakan sejak abad ke-16.

Daya tarik dari tradisi Grebeg Syawal ada pada tujuh gunungan yang terdiri dari: gunungan lanang/kakung sebanyak tiga buah, gunungan wadon/estri, gunungan darat, gunungan gepak, dan gunungan pawuhan masing-masing satu buah.

Seluruh gunungan akan dibawa oleh abdi dalem dan dikawal prajurit Bregodo dari Alun-Alun Utara Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menuju Masjid Gedhe Kauman, Pura Pakualaman, dan Kantor Kepatihan. Gunungan tersebut akan didoakan terlebih dahulu, sebelum nantinya diperebutkan masyarakat.

Perang Topat di Lombok

Konon, tradisi saling melemparkan ketupat ini merupakan simbol kerukunan antar umat Hindu dan Islam yang hidup berdampingan di Lombok.

Sebelum “perang” dimulai, masyarakat akan melakukan doa dan ziarah di Makam Loang Baloq di kawasan Pantai Tanjung Karang, dan Makam Bintaro di kawasan Pantai Bintaro. Uniknya, setelah tradisi dimulai, ketupat-ketupat yang digunakan untuk berperang akan kembali diperebutkan, karena dipercaya membawa kesuburan sehingga membuat panen melimpah.

Ronjok Sayak di Bengkulu

Ronjok Sayak adalah tradisi membakar batok kelapa kering yang ditumpuk hingga setinggi satu meter. Menurut kepercayaan, tradisi Lebaran Ronjok Sayak sudah dilaksanakan sejak ratusan tahun silam.

Masyarakat Bengkulu percaya jika api merupakan penghubung antara manusia dan leluhur. Itu mengapa, pelaksanaan tradisi Ronjok Sayak berjalan hikmat, dibarengi dengan banyaknya doa-doa yang dipanjatkan selama proses pembakaran batok kelapa. Biasanya, tradisi Ronjok Sayak ini dilakukan setelah melaksanakan salat Isya pada 1 Syawal.

BACA JUGA  Penyakit-penyakit yang Sering Muncul Pasca Lebaran dan Wajib Anda Waspadai

Binarundak di Motoboi Besar

Sebuah tradisi membuat atau memasak nasi jaha secara bersama-sama yang dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut setelah Hari Raya Idulfitri.

Nasi jaha adalah makanan khas Sulawesi Utara yang berbahan dasar beras dan dimasak dalam batang bambu. Hidangan khas ini memiliki perpaduan rasa gurih dari santan, serta jahe yang cukup kuat. Menurut kepercayaan, tradisi Binarundak dalam menyambut Lebaran merupakan sarana silaturahmi terhadap sesama, sekaligus sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.

Secara keseluruhan, tradisi berlebaran di Indonesia mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan, solidaritas sosial, dan spiritualitas yang tinggi, membuatnya menjadi momen yang sangat dinanti-nantikan setiap tahunnya.

Referensi: Tradisi Menyambut Lebaran yang Unik dan Bermakna di Indonesia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.