Peningkatan kasus anak terlambat bicara meningkat secara signifikan pada saat dan pasca pandemi Covid 19, hal ini disebabkan pada masa pandemi Covid 19 anak terpaksa harus selalu berada di dalam rumah. Untuk mengatasi kebosanan di dalam rumah maka anak akan menggunakan televisi dan gadget sebagai pengganti teman bermain. Alhasil, dengan hanya berfokus pada layar membuat interaksi anak dengan lingkungannya menjadi berkurang. Padahal anak usia dini yang sedang dalam tahap belajar berbicara sangat membutuhkan banyak stimulus untuk berbicara.

Pola konsumsi gadget yang berlebihan hingga kurangnya interaksi dan aktivitas sosial juga memiliki dampak besar. Kurangnya pengawasan yang ketat dari orang tua, maka anak akan menggunakan waktunya lebih banyak dengan gadget dibandingkan dengan berinteraksi dengan orang lain. Hal ini yang dapat menjadi salah satu penyebab anak kemudian mengalami terlambat bicara.

Kita akan mengeksplorasi lebih lanjut soal keterlambatan bicara dalam artikel ini. Meliputi pada usia berapa diagnosis speech delay bisa ditegakkan, ciri-ciri anak dengan kondisi tersebut, dan bagaimana menanganinya.

Usia speech delay

Belum bisa bicara sampai usia 2 tahun bisa menandakan anak mengalami speech delay. Kondisi ini dapat ditangani dengan terapi wicara atau bantuan stimulasi dari orang tua. Kemampuan berbicara atau mengucapkan kata-kata merupakan salah satu tahapan tumbuh kembang anak yang cukup penting.

BACA JUGA  Pola Mengasuh Anak ala 3 Calon Presiden 2024

Ciri-ciri anak speech delay

Berikut adalah beberapa ciri-ciri terlambat bicara pada anak yang perlu Ayah-Bunda ketahui:

  • Anak tidak menoleh saat dipanggil namanya dari belakang, atau tidak ada babbling (celotehan) di rentang usia 2-6 bulan.
  • Anak tidak bisa menunjuk dengan jari dan ekspresi wajahnya kurang variatif pada usia 6-12 bulan.
  • Anak belum bisa mengucapkan satu kata berarti di usia 16 bulan.
  • Anak belum bisa memahami kata “tidak” atau “stop” pada usia 18 bulan.
  • Anak tidak bisa mengucapkan kata-kata sederhana, seperti “mama” atau “dada” dengan jelas pada usia 12-15 bulan.
  • Anak belum bisa menggunakan setidaknya 25 kata pada usia 2 tahun.
  • Anak belum bisa menggunakan frasa dua kata unik, atau kombinasi kata benda pada usia 2,5 tahun.
  • Anak belum bisa menggunakan setidaknya 200 kata, tidak meminta sesuatu dengan nama, ucapan sulit dimengerti pada usia 3 tahun.
  • Anak belum bisa mengucapkan kata-kata yang telah dipelajari sebelumnya di atas usia 3 tahun.

Menangani Anak yang Terlambat Bicara

Anak-anak yang terlambat bicara akan tepat jika diberikan pola asuh responsif yang bisa mendorongnya untuk mulai berbicara. Pola asuh ini merupakan kombinasi antara dua pengasuhan yang sebelumnya sudah dikenal, yakni authoritarian dan neglect parenting atau permisif.

Menjawab dengan kosakata yang sebenarnya

Respons langsung dan perhatian orang tua terhadap anak juga sangat penting dalam memengaruhi respons anak. Saat anak mengajak berbicara atau bertanya, orang tua disarankan untuk menjawab dengan kosakata yang sebenarnya (bukan kosakata versi anak) dan berikan kesempatan mereka untuk merespons kembali. Jika anak masih bayi, perhatikan tatapan mata dan ocehan yang juga merupakan bentuk komunikasi anak kepada orang tua.

BACA JUGA  Perlunya Membiasakan Rutinitas pada Anak Balita

Perhatikan gerak-gerik anak, simpulkan, berikan respon

Perhatikan gerak-gerik anak dan tarik kesimpulan dari observasi tersebut. Sebagai contoh, saat anak Anda melambaikan tangan, Anda bisa mengatakan, “Dadah, adik!” atau, saat mereka menunjuk sebuah benda, Anda bisa mengatakan, “Adik mau mainan? yang mana? oh yang merah ini ya?”.

Sering bercerita dan bertanya kepada anak

Ajak ia bicara tentang apapun yang Anda alami hari itu atau membacakan buku cerita yang disukainya. Tanyakan pada si kecil tentang perasaannya setelah membaca buku itu atau pendapat tentang tokoh yang ada di cerita. Cara lain. Ketika berjalan di sekitar rumah, tunjuk atau peragakan suara benda yang ada di sana. Saat bertanya, tidak perlu terburu-buru menunggu jawaban si kecil. Biarkan ia berpikir dan memilih kata yang tepat. Bila ia terlihat ragu-ragu atau salah ucap, ungkapkan jawaban yang benar tanpa menggurui.

Selalu respon ucapan anak

Yang utama adalah merespon ucapan anak dan merespon dengan cepat. Tidak perlu mengoreksi setiap kata yang anak Anda ucapkan. Jika ada yang salah, Anda hanya perlu merespon setiap ucapan anak Anda. Sebagai contoh saat anak mengucapkan “Da…da…”, Anda bisa meresponnya dengan, “Ayah mau pergi… dadah, Ayah!”

Anak Speech Delay Bisa Kembali Normal, Kok

Anak speech delay bisa sembuh ketika mendapatkan perawatan yang tepat. Apabila penyebabnya masalah fisik, terapi menjadi pilihan utama agar fisik anak bisa mendukung untuk berkomunikasi. Orang tua juga harus pro-aktif berbicara, mengajak bercanda, atau sekedar bercerita apa yang Anda lakukan seharian.

Speech delay tidak berarti IQ rendah

Anak speech delay bukan anak yang memiliki IQ yang rendah bahkan sebagian besar justru memiliki kemampuan inteligensi yang superior. Masalahnya hambatan bicara dan bahasa itu membuat mereka sulit untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan.

BACA JUGA  Hikmah yang Bisa Kita Petik dari Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail

Referensi

Awal Cemerlang adalah platform yang berfokus pada topik parenting & pengasuhan anak usia 2-7 tahun. Kami berharap bisa membantu para ayah-bunda dalam pengasuhan agar si kecil bisa merasakan masa-masa “awal” yang benar-benar “cemerlang”. Lewat website awalcemerlang.com dan social media, kami berbagi tips, cerita, dan info seru lainnya. Follow social media kami di IG @awalcemerlang dan Tiktok @awalcemerlang 😊 Gabung juga di WAG Komunitas Awal Cemerlang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.